Saya terlahir dari keluarga yang sangat mengedepankan masalah syariat Islam. Ajaran itu harus benar-benar saya pegang kuat-kuat. Oleh karena itu, sejak kecil saya sudah diarahkan untuk terbiasa belajar agama dengan disekolahkan disuatu madrasah. Pagi hari saya balajar di Sekolah dasar, siang saya belajar ilmu agama di Madrasah dan malamnya saya belajar mengaji pada Ibu saya. Itu saya jalani hingga sembilan tahun kedepan. Ketika saya memasuki dunia SMA, saya disekolahkan di suatu Madrasah Aliyah di Jakarta dan dipesantrenkan disana. Dimulai dari sinilah saya merasakan jauh dari orang tua. Karena orangtua saya tinggal di Cirebon sedangkan saya tinggal di Jakarta.
Mungkin jalan hidup saya sangat berbeda dari teman-teman saya ketika SD dulu. Jalan hidup mereka tidak terlalu dipegang oleh kekangan kuat orangtua mereka. Mereka bisa bebas memilih sekolah apa yang mereka inginkan, tidak harus menjalani apa yang dituntut oleh orangtuanya. Sebenarnya dulu, saya sangat iri pada teman-teman saya yang bisa bebas menjalani hidup mereka sesuai dengan yang mereka inginkan. Namun, ketika saya beranjak dewasa saya baru bisa menyadari begitu besar hikmah yang saya petik dari kejadian masa kecil saya. Kini saya benar-benar bersyukur kepada orangtua saya yang telah membimbing saya dengan sebaik-baiknya.
Mungkin jalan hidup saya sangat berbeda dari teman-teman saya ketika SD dulu. Jalan hidup mereka tidak terlalu dipegang oleh kekangan kuat orangtua mereka. Mereka bisa bebas memilih sekolah apa yang mereka inginkan, tidak harus menjalani apa yang dituntut oleh orangtuanya. Sebenarnya dulu, saya sangat iri pada teman-teman saya yang bisa bebas menjalani hidup mereka sesuai dengan yang mereka inginkan. Namun, ketika saya beranjak dewasa saya baru bisa menyadari begitu besar hikmah yang saya petik dari kejadian masa kecil saya. Kini saya benar-benar bersyukur kepada orangtua saya yang telah membimbing saya dengan sebaik-baiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar